Kuningan, AM2 – Literasi berarti kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis. Seringkali orang yang bisa membaca dan menulis disebut literat, sedangkan orang yang tidak bisa membaca dan menulis disebut iliterat atau buta aksara. Literasi merupakan suatu tahap perilaku sosial yaitu kemampuan individu untuk membaca, menginterpretasikan, dan menganalisa informasi dan pengetahuan yang mereka dapat untuk melahirkan kesejehteraan hidup (peradaban unggul).
Di sisi lain, literasi dengan Al-Qur’an memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mengimplementasikan isi kandungan serta mengajarkan isi Al-Qur’an ke semua manusia agar dapat mensyiarkan nilai-nilai Al-Qur’an dan menjadikannya selalu ingat bahwa Al-Qur’an pedoman kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimanakah literasi dalam pandangan Al-Qur’an?
Pengetahuan sebagai Keutamaan
Al-Qur’an secara berulang-ulang menekankan pentingnya pengetahuan. Sebagaimana dalam surah Al-Mujadalah, Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah/58:11)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan diberi status yang tinggi dalam Islam. Pengetahuan dilihat sebagai sumber keutamaan yang membedakan individu dan memungkinkan mereka untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat.
Mendorong Pembelajaran dan Penelitian
Al-Qur’an mendorong pembelajaran dan penelitian. Allah Swt mengundang manusia untuk merenungkan ciptaan-Nya dan memahami tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Dalam surah Adz-Dzariyat, Allah berfirman:
وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ
Artinya: “Di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?”(QS. Adz-Dzariyat/51:20-21)
Ayat ini mengajak manusia untuk merenungkan alam semesta dan pengetahuan yang dapat ditemukan dalam diri mereka sendiri. Ini memotivasi pencarian ilmu pengetahuan dan penelitian.
Mendorong Untuk Membaca dan Menulis
Literasi adalah kunci akses ke pengetahuan. Dalam Islam, membaca dan menulis adalah keterampilan yang sangat dihargai. Allah menciptakan manusia dalam keadaan “tanpa pengetahuan”, dan kemudian memberikan pengetahuan melalui wahyu-Nya. Oleh karena itu, manusia diingatkan untuk membaca dan menulis untuk mengembangkan pengetahuan mereka. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt untuk membaca, missal dalam surah Al-‘Alaq:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!” (QS. Al-‘Alaq/96:1)
Membaca Al-Qur’an sebagai Bentuk Literasi Tertinggi
Membaca Al-Qur’an adalah bentuk literasi tertinggi dalam Islam. Al-Qur’an memotivasi umat Muslim untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya. Dalam Surah Al-Qiyamah (75:17-18), Allah Swt berfirman:
اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهٗ ۗ
Artinya: “Sesungguhnya tugas Kamilah untuk mengumpulkan (dalam hatimu) dan membacakannya. Maka, apabila Kami telah selesai membacakannya, ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya tugas Kami (pula)-lah (untuk) menjelaskannya.” (QS. Al-Qiyamah/75:17-19)
Al-Qur’an mengajarkan bahwa membaca dan memahami Al-Qur’an adalah salah satu bentuk literasi tertinggi yang dapat membimbing manusia menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan, moralitas, dan spiritualitas.
Membagikan Pengetahuan
Al-Qur’an mendorong umat Muslim untuk berbagi pengetahuan mereka dengan orang lain. Berbagi pengetahuan adalah salah satu bentuk amal yang sangat dihargai dalam Islam. Karena dengan berbagi pengetahuan dengan sesama, maka itu akan menguatkan pikiran dan iman. Sebagaimana dalam surah An-Nisa, Allah berfirman:
وَلَوْ اَنَّهُمْ فَعَلُوْا مَا يُوْعَظُوْنَ بِهٖ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَشَدَّ تَثْبِيْتًاۙ
Artinya: “…Seandainya mereka melaksanakan pengajaran yang diberikan kepada mereka, sungguh itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (QS. An-Nisa’/4:66)
Kesimpulan
Al-Qur’an menempatkan pengetahuan dan literasi sebagai nilai-nilai utama dalam Islam. Pengetahuan dilihat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memahami alam semesta, dan berkontribusi pada masyarakat. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan nilai-nilai literasi dalam perspektif Al-Qur’an adalah bagian penting dari kehidupan seorang Muslim yang berusaha untuk menjadi individu yang lebih baik dan berbudaya.
Lukha – Kontributor AM 2
The post Literasi dalam Perspektif Al-Qur’an: Pengetahuan sebagai Cahaya appeared first on Bagian Tahfidz Al-Qur’an Al-Multazam 2.