Kuningan (10/12/2023). Hari terus melaju berlalu tanpa mengenal waktu. Tidak terasa santri kelas XII Akhwat SMAIT Al-Multazam sudah menghabiskan hari-hari mereka di lokasi P3M, jauh dari lingkungan pondok. Jika selama ini mereka tidur, berkegiatan, belajar, dan hal lainnya dilakukan bersama-sama dalam satu angkatan, tetapi tidak dengan di 6 hari ini. Semua mereka kerjakan serba sendiri dan mandiri. Mulai bangun pagi, menyiapkan sarapan pagi, dan menjelang siang hari sampai sore hari merekalah yang mengerjakan.
Hari ke-6 pengabdian mereka pada masyarakat tentunya sudah lumayan cukup untuk mereka bisa merasakan kehidupan yang serba prihatin dan mungkin sedikit jauh dari kata berkecukupan. Namun mereka jalani penuh keseruan dan kebahagiaan dengan warga sekitar. Bahkan warga sendiri merasakan dampak perubahan lebih baik dari berbagai bidang terutama bidang keagamaan.
Hari ke-6 menjadi puncak acara yang dinanti masyarakat karena hari ini adalah kegiatan bazar murah pakaian layak. Dilihat dari harga pun sangat terjangkau, apalagi ekonomi warga Datar dan Bunder terbilang ekonomi menengah. Bagi mereka tiadak akan merasa berat jika harus mengeluarkan uang sebesar Rp 5000 sampai Rp 15.000 perpotong pakaian layak yang dibazarkan santri.
Layaknya para pedagang gelaran profesional, para santri berteriak menawarkan obralan-obralan pakaian yang sudah dari pagi hari bahkan usai subuh digelar di pelataran balai desa dan perumahan warga. Teriakan-teriakan santri di tengah panasnya mentari membuat para warga berdatangan untuk melihat-lihat dan memilih-milih baju yang sesuai dengan selera mereka, untuk kemudian mereka beli.
“Ayo Ibu, Bapak, Teteh, Euceu, Uwa, Ema, Mamang, Ade-ade, hanya 5000 saja sudah dapat baju bagus, kerudung keren, bawahan celana, rok, dan baju batik penuh motif.”
“Ayo jangan sampai nyesel karena kehabisan barang, selagi ada dan selagi tersedia, juga selagi kami masih di sini, hayu dibeli, dibeli….”
Teriakan penuh harap dan tentunya menjadi pembelajaran untuk santri, bagaimana lelahnya mencari uang apalagi menjadi pedagang gelaran yang harus berjuang melawan panas juga mungkin cibiran dan emosi pembeli jika barang yang dibeli tidak sesuai atau bahkan terlalu mahal. Tawar menawar hal yang biasa dalam dunia perdagangan atau perjualbelian. Namun sedikit yang santri kesalkan dan memang harus sabar menghadapinya, ketika masih ada warga yang menawar barang dagangan padahal harga sudah sangat murah bahkan di bawah kata murah. Lagi-lagi ini semua sebagai pembelajaran dan pengalaman bagi santri sebelum mereka terjun di dunia kerja.
The post Hari ke-6 P3M, Bazar Murah Menjadi Kegiatan Mengasyikan bagi Warga Bunder dan Datar appeared first on SMAIT Al-Multazam.