Eksklusif di Radio Tazkia FM, Santri SMPIT Al-Multazam Buka Rahasia Sukses di Ajang World Robotics Championship 2025

Eksklusif di Radio Tazkia FM, Santri SMPIT Al-Multazam Buka Rahasia Sukses di Ajang World Robotics Championship 2025
Eksklusif di Radio Tazkia FM, Santri SMPIT Al-Multazam Buka Rahasia Sukses di Ajang World Robotics Championship 2025

Kuningan (15/2/2025) – Siswa SMPIT Al-Multazam menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional dengan sukses meraih penghargaan di ajang World Robotics Championship 2025 yang digelar di Malaysia tanggal 13 Januari lalu. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa santri juga mampu bersaing di bidang teknologi dan inovasi.

Untuk mengupas lebih dalam perjuangan mereka, Radio Tazkia FM menggelar talkshow eksklusif selama satu jam, dibagi menjadi tiga sesi. Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, mulai dari Kepala SMPIT Al-Multazam, Ust. Sulaiman, S.H.I., Manager Smart Classroom Ust. Eka Sukmana, M.Pd., hingga para siswa berprestasi yang menjadi juara di ajang bergengsi tersebut.

Sesi pertama talkshow menghadirkan Anabela Haura Renata, siswa kelas 9 yang sukses menorehkan prestasi di kategori Maze Solving. Dalam perbincangan, Pak Eka memaparkan bahwa persiapan lomba dilakukan secara intensif selama tiga bulan, mulai dari perancangan sistem berbasis microcontroller Arduino hingga uji coba robot. SMPIT Al-Multazam berkompetisi dalam lima kategori, yakni Maze Solving, Maze Runner, Transporter, Wifi Car, dan Line Tracer, dengan format individu dan tim.

“Persaingan di ajang ini sangat ketat karena diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, dan China. Tantangan terbesar adalah perbedaan lingkungan dan tekanan mental saat kompetisi berlangsung,” ungkap Ust. Eka.

Anabela turut berbagi pengalaman pribadinya menghadapi kompetisi internasional pertamanya. “Awalnya saya merasa gugup, apalagi melihat tim-tim dari negara lain yang sangat disiplin. Tapi dengan latihan yang matang serta dukungan dari guru, orang tua, dan teman-teman, saya bisa melewati tantangan ini dengan baik,” tuturnya. Ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam kategori Maze Solving adalah menghadapi lintasan yang terputus-putus, namun dengan pengaturan program yang tepat, robotnya mampu menyelesaikan misi dengan baik.

Di sesi kedua, talkshow menghadirkan Callysta Fadhila, siswa kelas 9 yang berkompetisi di kategori Transporter. Ia berbagi pengalaman tentang bagaimana membangun kekompakan tim dalam kompetisi robotik. “Dalam tim, setiap anggota memiliki tugas spesifik, mulai dari perancangan sistem hingga pengoperasian robot. Chemistry dalam tim sangat penting, karena di lapangan, tantangan yang dihadapi bisa jauh berbeda dari saat latihan,” ungkapnya.

Callysta juga menjelaskan beberapa tantangan teknis yang ia hadapi, seperti memastikan daya tahan baterai dan kabel robot dalam kondisi optimal. Menurutnya, medan perlombaan yang sulit serta tekanan mental dari persaingan internasional menjadi ujian tersendiri. Namun, berkat latihan yang disiplin dan strategi yang matang, ia mampu menghadapi tantangan tersebut.

Sementara itu, Ust. Sulaiman menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah, yayasan, dan orang tua. “Biaya untuk mengikuti kompetisi seperti ini tidaklah sedikit, namun dengan persiapan yang matang serta komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua, para siswa bisa mendapatkan dukungan penuh,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa survei lokasi lomba dilakukan sehari sebelum kompetisi untuk membantu siswa memahami medan pertandingan.

Sesi terakhir menghadirkan Shafira Khairunnisa Faisal, siswa kelas 9 yang berkompetisi di kategori Line Tracer. Dalam diskusi, ia menjelaskan bagaimana menjaga agar robot tetap berada di jalur yang ditentukan menjadi tantangan utama dalam kategori ini. Selain itu, ia menyoroti pentingnya kerja sama tim dalam menghadapi situasi tak terduga selama lomba.

Ust. Eka kemudian mengungkapkan bahwa SMPIT Al-Multazam kini tengah bersiap untuk kompetisi berikutnya, yakni Kompetisi Sains Madrasah Indonesia (KOSMI) di Jakarta. “Kompetisi ini memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan lomba sebelumnya, karena mengusung kategori kreatif yang menuntut inovasi lebih kompleks,” jelasnya. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah kebutuhan akan peralatan canggih serta biaya yang cukup tinggi, namun pihak sekolah berkomitmen untuk terus memberikan dukungan agar para siswa dapat terus berkembang.

Menutup talkshow, pembawa acara menyoroti fakta bahwa meskipun para peserta masih berstatus siswa SMP, mereka telah menguasai materi coding dan pemrograman robot yang umumnya baru diajarkan di tingkat perkuliahan. Prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak santri untuk menekuni bidang teknologi.

Dengan semangat juang yang tinggi dan dukungan dari berbagai pihak, SMPIT Al-Multazam telah membuktikan bahwa santri bisa unggul di bidang sains dan teknologi. Keberhasilan mereka di World Robotics Championship 2025 bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga langkah awal menuju prestasi yang lebih besar di masa depan. (AS – MEDIA AM)

Informasi Penerimaan Santri Baru Klik di. ppdb.almultazam.id

The post Eksklusif di Radio Tazkia FM, Santri SMPIT Al-Multazam Buka Rahasia Sukses di Ajang World Robotics Championship 2025 appeared first on Al-multazam.

Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam Membuka Pendaftaran Santri Baru Angkatan 2025-2026
Daftar Sekarang Qouta Terbatas

 

This will close in 20 seconds